I made this widget at MyFlashFetish.com.

Senin, 05 Desember 2011

MAKNA BERIBADAH

Rosulullah pernah bersabda, Innamal a’malu binniat. Artinya segala amal ibadah itu syah karena niat. Apapun yang kita lakukan, jika kita niati untuk beribadah maka kita akan mendapatkan pahala. Ketika kita bekerja untuk mencari rizki bagi anak dan istri dengan niat ibadah. Disamping melakukan kewajiban duniawi, kita juga akan mendapatkan pahala. Sebaliknya, beribadah pun jika tidak sungguh-sungguh karena Allah SWT, kita juga tidak akan mendapatkan pahala.
Rizki dan pahala, keduanya pemberian dari Allah SWT. Rizki diberikan ketika kita masih hidup di dunia.Sedangkan pahala diberikan kelak di akhirat, sesuai amal ibadah manusia selama hidup di dunia.Apapun yang dikerjakan manusia di dunia, kelak akan mendapatkan balasan.
Dalam suatu kesempatan saya pernah bertemu dan berbincang-bincang dengan seseorang. Saya tidak tahu apa agama yang dianut orang tersebut. Yang jelas, dalam perbincangan tersebut ada hal anehyang dikatakannya. Inti dari perkataannya, bahwa ibadah yang dilakukan oleh manusia, selalu dikaitkan dengan pembuktian dalam urusan dunia. Maksudnya dalam beribadah selalu harus didapati hasil secara nyata. Ibarat orang kerja, pagi kerja sore dapat upah.
Saya sangat terkejut mendengar apa yang ia katakan. Bagaimana tidak? Lha manusia itu ada di dunia, lahir, mati, dan dibangkitkan kembali oleh Allah SWT. Karena manusia hidup di dunia ada yang menghidupkan, berarti kita punya kewajiban dan tanggung jawab kepada yang menghidupkan yakni Allah SWT. Maka wajib bagi manusia untuk patuh terhadap perintahNya dan meninggalkan apa yang dilarangNya. Seperti firman Allah SWT dalam surat Adz dzaariyaat ayat 56 yang artinya ”dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu”. Jadi sudah jelas, bahwa pada hakekatnya manusia hidup untuk melaksanakan tanggung jawab dan mengabdi kepada Allah SWT.
Dengan demikian, ibadah adalah kewajiban yang harus dilaksanakan. Itu bukan urusan dan kepentingan duniawi. Tapi semata-mata untuk melaksanakan kewajiban dan untuk mengharapkan pahala yang akan kita dapat di akhirat nanti. Setelah ngobrol panjang lebar dengan orang tersebut, baru saya ketahui ternyata ia seorang dukun (paranormal). Ia berprinsip bahwa setiap do’a atau mantra yang terucap harus selalu mendapatkan manfaat secara langsung.
Dari obrolan di atas, ada hal penting yang perlu diluruskan. Yakni yang menyangkut masalah keyakinan dalam beragama. Agama apapun, di dalamnya akan mengurai masalah keyakinan, khususnya keyakinan adanya kehidupan setelah manusia mati. Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna, mempunyai akal, pikiran dan naluri. Karena itu manusia bisa melakukan sesuatu menuruti keinginannya.Bisa keinginan yang baik maupun yang tidak baik. Maka Islam memberikan aturan-aturan bagi manusia untuk berbuat sesuatu, demi kepentingan manusia itu sendiri. Baik kepentingan di dunia maupun di akhirat.
Peran Islam dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara amat penting dan strategis. Sebab pada umumnya kepatuhan dalam menjalankan perintah agama ini datang dari hati nurani manusia itu sendiri.Tanpa ada tekanan atau dorongan dari pihak lain. Apa yang mereka perbuat terasa ada yang mengawasi dan ada pertanggung jawabannya dalam kehidupan setelah mati.
Al Qur’an disamping mengatur soal ibadah, juga mengatur tentang tata cara hidup bermasyarakat.Beribadah tidak saja melaksanakan rukun Islam. Tapi juga mengharuskan kita untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya keduniawian. Tentu saja kegiatan yang dapat memberikan manfaat untuk kepentingan manusia baik di dunia maupun di akhirat.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ibadah adalah kewajiban yang harus kita laksanakan.Tanpa memperhitungkan keuntungan secara langsung dan nyata. Tapi di akhirat kelak kita akan mendapatkan pahala. Seberapa pahala yang di dapat, sesuai dengan apa yang kita perbuat selama hidup di dunia. Mudah-mudahan tulisan ini bisa memberikan manfaat dan menambah semangat kita untuk beribadah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar